wejangan akhir tahun

03.34 mamaegisa 0 Comments

JODOH adalah ketika hati nurani dan perasaan tidak bisa berkata "tidak", melainkan "ya".
NAFSU adalah ketika hati digeluti oleh kebimbangan dan keraguan akan dunia.

endapkanlah, rasakanlah.


-wejangan dari ayahanda tercinta, Bapak Dono Sugiyanto, dipenghujung 2012-

0 komentar:

5 Pelajaran dari Perjalanan Sebatang Kara

06.19 mamaegisa 1 Comments


Cerita ini saya alami saat mengikuti acara MUN (Mipa Untuk Negeri)  di Universitas Indonesia. Kali itu adalah kali pertamanya saya pergi ke luar kota seorang diri, tanpa satupun yang menemani... Maklum, saya rejekinya masih tinggal di Jogja terus sejak umur 3 tahun, jadi dari TK sampai kuliah pun masih tetap di Jogja, dan kalaupun pergi ke luar kota pasti ada temannya.

Nah, kali ini beda, saya pergi sebatang kara...

Saya ke jakarta dengan kereta malam yang saya rasa cukup nyaman dan aman, dan sampai di stasiun gambir jam 4 pagi saat hari masih gelap dan lampu monas masih menyala. Karena commuter pertama yang akan membawa saya ke stasiun UI baru tiba jam 6 pagi, jadi saya punya waktu cukup sela untuk menunggu di peron yang mendadak jadi sepi... Krik kriik kriiiik.  Lalu saya memutuskan untuk duduk di salah satu kursinya, sangat ngantuk, tapi terlalu tegang dan was-was untuk kemudian merem sejenak. Hal yang paling membuat tidak nyaman adalah efek "butterfly in the tummy" saat sendirian alias perutnya jadi kruwal kruwel.

Kemudian tiba-tiba ada sesosok hitam, beneran hitam dari atas sampai bawah, tiba tiba mendekat dan duduk di sebelah.

1 komentar:

Teori Telomer dan Rizki Umur Kehidupan Manusia

08.11 mamaegisa 0 Comments


Kehidupan memang sebuah anugerah yang tak ternilai harganya. Setiap rentetan prosesnya menjadi sunnatullah yang akan dilalui; terlahir, mencecap masa kanak-kanak, ababilnya masa remaja, tumbuh berkembang menjadi dewasa, tua, kemudian mati.  Dan pada tiap prosesnya ada misteri yang tersimpan yang kemudian terdapat pula penjelasan ilmiahnya, hanya saja sering kali keterbatasan ilmu dan pengetahuan manusia lah yang membuat kita harus banyak belajar dari ayatnya :)

Di tulisan kali ini saya ingin berbagi tentang salah satu bagian dari kehidupan manusia yang saya pelajari dari kuliah molecular biology di kelas, yang ternyata ada kaitannya dengan misteri kematian dan usia manusia. Nah kita akan mulai dengan sebuah hadist Rasul.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits shahih yang
 berbunyi:
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ الله ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ حَدَّثَنَا رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ: إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ .
Diriwayatkan dari bapak Abdir Rahman, yaitu Abdullah bin Mas’ud ra. Katanya: Telah menceriterakan kepada kami Rasulullah saw ( orang yang selalu benar dan dibenar kan) :”sesungguhnya salah seorang dari kamu sekalian dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama empat pulah hari berupa air mani. Kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu empat puluh hari. Kemudian menjadi segumpal daging dalam waktu empat puluh hari. Lalu diutus seorang malaikat kepada janin tersebut dan ditiupkan ruh kepadanya dan malaikat tersebut diperintahkan untuk menuliskan empat perkara, yaitu: menulis rizkinya, batas umur-nya, pekerjaannya dan kecelakaan atau kebahagiaan hidupnya”. 

Didalam hadis tersebut disebutkan bahwa ada 4 hal yang telah ditentukan Allah di awal kehidupan manusia, salah satunya adalah batas umurnya. Dan setelah berabad lamanya waktu berlalu sejak Rasul menyampaikan hal ini, terkuaklah kajian ilmiah mengenai hal ini (walaupun tentunya yang terkuak baru sebagian saja dan masih banyak yang menjadi misteri).

Ternyata berdasarkan kajian ilmiah yang ada, salah satu cara mengetahui batasan umur manusia adalah dengan mengetahui panjangnya telomer pada DNA manusia.

0 komentar:

cerita dari sahabat : hidup adalah anugerah

19.10 mamaegisa 0 Comments


 Siang yang terik. Dan aku dan beberapa temanku memulai segala celotehanku tentang beratnya hari itu, curhatan tentang betapa malas dan pusingnya aku, dan obrolan absurd lain ala wanita yang entah apa temanya. Hingga sampai pada obrolan tentang peristiwa berat yang pernah kita alami.

“Aku tuh punya nyawa saringan, lhooo”

Seorang teman nyeletuk. Bernada guyon.

Aku memang baru bertemu dan mengenal temanku ini dalam jangka waktu satu bulang terakhir. Tapi  aku sudah sering mendengar namanya sejak beberapa tahun yang lalu, saat dia mendapat kecelakaan yang cukup parah.

“Hehe, maksudnya, seakan-akan ada sesuatu “tujuan” yang menyebabkan aku masih hidup sampai saat ini, “ dia melanjutkan, aku mencondongkan badan ke depan tanda perhatian pada ceritanya.

“Beberapa kali aku selamat dari maut, misalnya pas kejadian Gempa Jogja dulu itu, aku sempet kekubur dibawah bangunan rumahku yang ambruk, tapi syukurnya masih selamat. Dan yang kedua kalinya, waktu kecelakaan dulu itu...”

Dia kemudian menceritakan betapa mengerikannya kecelakaan itu, dan betapa kejadian itu memberinya pelajaran yang sangat berharga. Saat itu temanku dengan temannya mengendarai motor, dan, yah... sebuah mobil menyeretnya beberapa meter lalu menghempaskannya ke tanah bersama motornya. Sesaat setelahnya dia tak sadarkan diri.

0 komentar:

diantara dua salam

10.15 mamaegisa 0 Comments


Dingin malam semakin menusuk ragaku, namun tak rela kuangkat dahiku dari sajadahku. Kurapatkan kakiku membenamkan jarinya pada empuk karpet masjid yang tampak baru itu. Hingga akhirnya tersedak nafasku oleh air yang terkumpul dan menetes deras dari mataku. Dengan terhuyung kudongakkan kepala, kembali pada posisi duduk. 

Kulakukan salam yang pertama ke kanan.

Seorang gadis kecil terduduk bersandar pada tembok. Berkerudung, mungil, poninya tak bisa bersembunyi di balik jilbabnya. Tampak memakai rok selutut dengan celana panjang yang sama sekali tidak matching untuk menutupi kaki kecilnya. Di pipinya ada garis-garis tekukan kulit bekas tidur semalam, tampak mengantuk, namun matanya berbinar binar bersemangat. Terduduk sebentar, kemudian menghambur berlari ke shaf depan. Menghampiri seorang laki-laki bercelana kain yang sedang khusyuknya sholat.Tanpa ragu dia menggelendot manja di kaki laki-laki itu. Rupanya laki-laki itu ayahnya. Tanpa merasa terusik, sang ayah melanjutkan sholatnya, rukuk, lalu bersujud. Dengan lugu gadis kecil itupun menirukan gerakan ayahnya. Rukuk, lalu ikut bersujud, dan duduk. 

Benar-benar lucu, polos, dan tulus. Gadis kecil itu belum kenal dunianya. 

Kulakukan salam yang kedua ke kiri.

0 komentar:

Seminggu untuk Selamanya : MUN 2012

10.35 mamaegisa 1 Comments

Memang benar, selalu ada rencana di balik rencana, dan kita tak akan pernah tahu apa sebelum menjalaninya. 
 Alhamdulillah acara MUN 2012 yang diselenggarakan MIPA UI menjadi sebuah rencana tersembunyi yang diberikan Allah untuk saya. Sangat tidak direncanakan, sangat tidak terbayangkan sebelumnya. Setalah gontai dan lelah setahun berjuang demi PKM agar bisa ikut PIMNAS tahun 2012, rupanya MUN seakan jadi penyegar dan pemantik semangat kembali..

Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada orang pertama yang kasih kabar tentang event ini: Randy Frans Fela, plus Abrory Agus Cahya Pramana yang sudah menyempatkan untuk berembug ide, walaupun akhirnya nggak jadi dikirim.hehe.

Dan yang paling utama dan luar biasa untuk Mbak Yonika Arum Larasati, yang bukan hanya membuat saya bisa ikut MUN, tapi juga berjuang habis-habisan untuk MUN di tengah perjuangannya untuk medali emas PIMNAS 2012. Mbaaak, you’re such a wonder girl yang nggak pernah ada capek dan mengeluhnya. Meskipun dengan berat hati mbak yon nggak bisa ikut ke acara ini, karena bersamaan dengan PIMNAS nya...

Acara MUN memang layaknya sebuah kompetisi karya ilmiah seperti biasanya, ada perlombaan yang diikuti oleh peserta yang hadir disana. Para mahasiswa berkumpul, lalu menampilkan ide, karya, dan gagasan mereka masing-masing yang didedikasikan untuk negeri. Dan karena memang ajang perlombaan, maka dipilihlah pemenang dari acara ini.

Tapi bagi saya “menang” bukanlah esensi dari acara ini.

Disana saya bertemu orang-orang hebat, mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia. Semuanya keren, semuanya bersemangat dalam berkarya, semuanya bersatu dalam visi yang sama: Demi Indonesia! :D

1 komentar:

intro

09.21 mamaegisa 0 Comments

each person have their own gun to win the battle
Hidup memang sebuah anugerah yang wajib untuk diperjuangkan.
Hidup layaknya medan perang, kamu memilih untuk menembak, atau kamu yang akan tertembak.

Meski demikian hidup bukanlah untuk sebuah kemenangan, namun keseimbangan :)
keseimbangan untuk bahagia dan susah, kenyang dan lapar, hitam dan putih, manis dan pahit, atas dan bawah, bertemu dan berpisah, memiliki dan kehilangan.

Dan akhirnya keseimbangan itulah yang akan menghantarkan kita kepada satu rasa, yaitu SYUKUR...

Assalamualaikuuum :D
selamat datang di blog saya..
semoga catatan ini bisa menjadi rekaman perjalanan yang mengingatkan untuk sebuah rasa itu, syukur :)
terimakasih telah berkunjung :D

0 komentar: