Winter Holiday 2015

15.08 mamaegisa 0 Comments


Heidelberg, 6 Januari 2016

Terbangun kembali di Heidelberg pagi ini, ada perasaan yang aneh. Aku cari tahu perasaan itu apa. Memutar kembali jejak rekaman segala hal yang terjadi dua minggu di belakang, masih hangat dalam ingatan. Memulai perjalanan pergi ke Kota Aachen, bertemu dan berkumpul secara nyata dengan anggota whatsapp grup “Jalan-jalan penuh kenangan”. Luar biasa bagaimana teman-teman disana menyambut dan menjamuku yang berasal dari Heidelberg, juga mbak Hashlin yang datang jauh-jauh dari Kiel. Sharing kamar bersama, masak, dan makan pun dibagi. Bahkan ditengah liburan rasa laporan praktikumku (atau laporan praktikum rasa liburanku), mereka bisa mengerti dan paham bagaimana cara membuat liburan ini berkesan. Keliling kota Aachen, dan pergi ke dua Negara dalam satu minggu pertama itu. Kami ke Maastricht di Belanda, dan dua kota yang luar biasa indah di Belgia: Brussel dan Brugge. Makan setengah ayam di Chicken Pont juga bagian dari hal yang nggak akan aku temui di Heidelberg. Bang Fauzan, Mas Abduh, Zam, Uda Usman, Mas Galgil, dan Uni Nova, mahasiswa RWTH Aachen yang berbaik hati menampungku disana. Kemudian ditambah lagi Ihsan, Mbak Suchi, dan Bang Fadli yang berangkat dari Bonn untuk bergabung.

Berangkat berdelapan, tim rombongan kami ke Paris: Bang Fauzan, Ihsan, Zam, Bang Fadli, Uda Usman, Mbak Hashlin, Arin temanku dari Heidelberg, dan aku. Tak mengira sebelumnya kalau perjalanan ini bisa menjadi super menyenangkan karena teman-teman perjalanan yang lucu-lucu. Lima hari tinggal di Paris dan menikmati keindahannya terasa sangat cepat. Kaki-kaki yang terasa bengkak karena overdosis berjalan kesana kemari juga termaafkan karena kekonyolan dan cerita-cerita di sepanjang perjalanan. Bahkan cuaca di Paris yang menyambut kami dalam perjalanan disana pun seolah ikut-ikutan bahagia dan memberikan langit biru yang cerah, serta suhu yang tak begitu dingin untuk winter season. Berbagai objek wisata kami kunjungi. Menara Eiffel, Panteon, Luxemburg garden, Sacre coure, Louvre, Notra Dame, Arc de Triumph, Versailles castle. Malam pergantian tahun dari 2015 ke 2016 yang tanpa kembang api pun bukan jadi persoalan karena kebersamaan yang dibangun. Bagaimana kita selalu berhemat di tiap perjalanan dan berusaha cari makanan yang murah dan kenyang, bagaimana kita selalu menjaga dan mengingatkan barang bawaan masing-masing agar tak ada lagi kejadian kehilangan tas yang sempat mewarnai di awal liburan, bagaimana kita selalu sadar bahwa tiap momen ini harus diabadikan dalam ruangan abadi dengan foto-foto.

Meninggalkan Paris dengan 19 jam di Bus menuju Munich. Tak kalah seru disana. Keluarga besar FORMAL Jerman berkumpul. Bertemu lagi orang-orang yang pernah kutemui dan sementara berpisah kota: Ganda, Mas Dandy, Mas Dimas Yoga, Mbak Aulia, dan banyak lagi yang baru bertemu meski sudah satu grup whatsapp. Saling bertukar cerita tentang studi masing-masing. Masa-masa payah, susah, dan jatuh. Tak lupa juga berbagi bagaimana melewati berbagai permasalahan yang dating ketika studi. Kami merasa senasib, dan juga sepenanggungan. Sama-sama berjuang di perantauan. Membawa nama Negara Indonesia agar harum namanya dipandang dunia. Maka kami sadar bahwa kami harus saling menguatkan satu sama lainnya. Pertemuan ini terasa lengkap sekali dengan guyonan dari keluarga ini yang membuat hati merindu. Menikmati Kota Munich yang ramai, juga pergi ke kastil Neushwanstein di bawah bayangan pegunungan alpen yang cantik. Ditambah lagi, hujan salju yang menyambut kami menambah cerita tersendiri.

Hingga akhirnya, raga-raga ini harus terpisah kembali. Pulang ke kota perjuangan masing-masing. Aku menggenggam sebuah perasaan yang bermakna, sebuah kesan yang mendalam. Aku akhirnya tahu rasa itu apa. Rasa sayang, dan rindu yang berbaur, menunggu waktu untuk mempertemukan kita kembali di sebuah kesempatan yang lebih baik lagi nanti :’)





0 komentar: