Menyelami diri lebih dalam: hingga menuju tujuan
Misi kali ini adalah kembali menyelami diri sendiri dan disodori kembali beberapa pertanyaan untuk merefleksi kepribadian yang selama ini ada, dan jika ada kurangnya maka harus diperbaiki.
Pertanyaan #1: Seperti apakah aku ini?
Sepertinya sejak kecil aku adalah tipe anak dengan kemauan yang keras/kuat. Jika ada kemauan yang diinginkan, maka aku akan berusaha mendapatkannya dengan berbagai cara. Seringkali hal ini memicu kreativitas dan disalurkan dengan cara berjuang lebih keras daripada orang lain. Terkadang ada jiwa kompetitif juga yang muncul, apalagi jika "kemauan" tersebut terbatas peluang untuk mendapatkannya. Karakter tersebut kurasa adalah hal yang baik. Dengan kemauan yang kuat, maka akan ada bara semangat yang besar dalam melakukan hal yang diinginkan.
Namun ada juga drawbacknya, saat masih kecil dulu, sejauh ingatanku, seringkali aku tantrum karena frustasi jika kemauan tidak bisa dipenuhi, atau tersampaikan kepada orang tua agar mereka bisa membantu. Semoga saja saat ini, saat sudah menjadi mamak-mamak, kemampuan untuk berlegawa terhadap kegagalan dan proses penyampaian keinginan kepada orang lain semakin baik dan tidak seperti saat masa kecil lagi ya. Sehingga tidak ada lagi mamak tantrum karena frustasi jika kemauan tidak terpenuhi.
Pertanyaan #2: Apa yang membuat aku unik?
Beberapa orang, termasuk suamiku sendiri, pernah menilai diriku adalah seorang yang punya kemampuan fokus yang tinggi. Aku pun setuju. Jika sudah tenggelam dalam suatu pekerjaan, maka pikiranku, dan juga ragaku, bisa terpusat hanya pada pekerjaan itu dalam beberapa waktu atau hingga pekerjaan itu selesai.
Contoh sederhana adalah ketika aku membaca, meskipun hanya seremeh membaca pesan whatsapp, maka aku tidak akan bisa diajak ngobrol. Karena fokusku akan terserap pada perkerjaan membaca tersebut. Hehe.
Disisi lain, hal baik dari kemampuan fokus ini adalah jika ada misi besar yang harus aku jalani, maka aku juga akan bisa menyingkirkan gangguan-gangguan yang tidak penting sampai misi besarku selesai.
Contohnya disini adalah ketika aku menjalani masa studi master, ada beberapa kejadian diluar misi studi yang sebenarnya dapat menyita emosi, pikiran, dan perasaan. Dan kejadian itu tepat beberpa minggu sebelum ujian semesteran. Tidak perlu diceritakan apa kejadian tersebut disini. Namun, ketika itu saat perasaan sedih campur aduk, aku selalu masih bisa berkata pada diri sendiri "Yuk, fokus untuk belajar ujian. Jika satu hal sudah gagal, maka hal lain (ujian) jangan sampai gagal. Fokus. Tidak usah terlarut dalam kesedihan." Akhirnya, meski sedang ada badai menghadang, tidak bisa mengganggu misi utama yang sedang dijalani.
Pertanyaan #3: Nilai apa yang aku miliki?
Salah satu hal yang menurutku penting untuk selalu dimilik adalah komitmen. Dengan komitmen maka apa yang diperjuangkan akan mencapai titik tujuan. Dengan komitmen yang baik, maka akan timbul kepercayaan. Kepercayaan dari diri sendiri dan dari orang lain.
Biasanya jika sudah memulai sesuatu hal, maka akan kuperjuangkan hingga titik akhir. Karena sudah ada komitmen dari awal. Hal ini termasuk juga dengan berkomitmen dengan orang lain. Maka sebisa mungkin juga akan kuperjuangkan untuk dipegang.
Pertanyaan #4: Apa yang aku perjuangkan?
Dalam kehidupan, aku harus berjuang agar bisa lebih baik dari hari kehari. Boleh jadi ada kesalahan di masa lalu dan hari ini. Namun jangan sampai kesalahan itu terjadi dua atau tiga kali.
Selain itu, aku harus mengembangkan diri sendiri terus menerus. Harus dinamis, dan tidak boleh stuck dalam suatu titik karena merasa puas atau menyerah.
Jika aku bisa menjadi lebih baik dari hari ke hari, dan terus mengembangkan diri, maka aku bisa menebarkan kemanfaatan yang seluas-luasnya. Bahkan bisa jadi kemanfaatan itu lintas generasi. Terutama dalam peranku sebagai seorang ibu. Semoga apa yang aku perjuangkan bisa dituai oleh anak cucuku kelak.
Pertanyaan #5: Apa kesamaanku dengan institut ibu profesional?
Merangkum beberapa poin yang disebutkan diatas, maka setidaknya antara aku yang sedang belajar di institut ibu profesional (iip) dan iip adalah adanya kesamaan misi. Misinya adalah untuk terus menerus belajar menjadi lebih baik. Untuk terus berusaha naik level dan memantaskan diri, sehingga peran-peran dalam kehidupan bisa dijalani dengan baik. Dan tujuan untuk menebarkan kemanfaatan dapat dicapai.
Heidelberg, 19 Juni 2019.
3:34 am.
0 komentar: