diantara dua salam
Dingin malam semakin menusuk ragaku, namun tak rela kuangkat
dahiku dari sajadahku. Kurapatkan kakiku membenamkan jarinya pada empuk karpet
masjid yang tampak baru itu. Hingga akhirnya tersedak nafasku oleh air yang
terkumpul dan menetes deras dari mataku. Dengan terhuyung kudongakkan kepala, kembali
pada posisi duduk.
Kulakukan salam yang pertama ke kanan.
Seorang gadis kecil terduduk bersandar pada tembok.
Berkerudung, mungil, poninya tak bisa bersembunyi di balik jilbabnya. Tampak
memakai rok selutut dengan celana panjang yang sama sekali tidak matching untuk menutupi kaki kecilnya. Di
pipinya ada garis-garis tekukan kulit bekas tidur semalam, tampak mengantuk,
namun matanya berbinar binar bersemangat. Terduduk sebentar, kemudian
menghambur berlari ke shaf depan. Menghampiri seorang laki-laki bercelana kain
yang sedang khusyuknya sholat.Tanpa ragu dia menggelendot manja di kaki
laki-laki itu. Rupanya laki-laki itu ayahnya. Tanpa merasa terusik, sang ayah
melanjutkan sholatnya, rukuk, lalu bersujud. Dengan lugu gadis kecil itupun
menirukan gerakan ayahnya. Rukuk, lalu ikut bersujud, dan duduk.
Benar-benar lucu, polos, dan tulus. Gadis kecil itu belum
kenal dunianya.
Kulakukan salam yang kedua ke kiri.
0 komentar: